Dalam
belajar pelajaran yang mungkin akan di ujiankan pastilah perlu belajar
sebelumnya supaya lancar dalam mengerjakan soal. Menghafal, merupakan langkah
utama yang harus dilakukan dalam belajar mempersiapkan ulangan di esok hari.
Tak jarang, banyak orang yang mengalami kesulitan dalam menghafal. Perlu waktu
lama dan kondisi yang hening atau menggunakan metode-metode supaya mudah dalam
menghafal. Tak jarang juga, kebanyakan siswa ingatan mengenai pelajaran ini tak
bersifat lama. Perlu kerja keras supaya dapat menghafal materi pelajaran, tapi
dapat dengan mudah melupakannya setelah selesai menghadapi ujian tersebut.
Begitu mudahnya dilupakan, tak sebanding dengan perjuangan dalam menghafal.
Berkebalikan!
Ingatan ini jauh berkebalikan dengan perasaan. Bukannya aku mau bermain dengan
perasaan, tapi mungkin ini pernah dirasakan oleh para remaja, termasuk aku juga
sebagai remaja. Mengenai orang yang disuka, begitu senang menatapnya hingga
mungkin menjadi penyemangat dari aktivitas yang kita jalani. Setiap hari setiap
saat kadang terbayang-bayang elok pesonanya yang membuat hati riang bergembira
bersyahdu dalam gelora senyuman yang nampak jelas. Kembali ke topik, hal ini
sungguh berkebalikan dengan menghafal materi pelajaran. Jika dalam belajar
sungguh sulit menghafal tapi mudah sekali melupakan, tapi tidak dengan
permainan perasaan ini. Begitu mudah sekali mengingat, namun sulit sekali untuk
melupakan. Tak jarang aku menemui orang yang masih begitu berharap kepada
seorang mantannya untuk kembali menyatu. Kadang masih teringat kenangan-kenangan
yang terukir bersama sang mantan. Pokoknya sebagian besar remaja yang aku temui
masih sulit sekali untuk melupakan perasaan bersama sang mantan terdahulu.
Sungguh
berkebalikan memang, namun kenyataan yang terjadi dalam dunia dewasa ini ya
seperti ini. Namanya juga perasaan, siapa yang bisa tahu bagaimana perasaan
seseorang sebenarnya. Hanya diri sendirilah dan Tuhan yang paling mengetahui
bagaimana perasaannya sendiri.