twitter


         Dalam belajar pelajaran yang mungkin akan di ujiankan pastilah perlu belajar sebelumnya supaya lancar dalam mengerjakan soal. Menghafal, merupakan langkah utama yang harus dilakukan dalam belajar mempersiapkan ulangan di esok hari. Tak jarang, banyak orang yang mengalami kesulitan dalam menghafal. Perlu waktu lama dan kondisi yang hening atau menggunakan metode-metode supaya mudah dalam menghafal. Tak jarang juga, kebanyakan siswa ingatan mengenai pelajaran ini tak bersifat lama. Perlu kerja keras supaya dapat menghafal materi pelajaran, tapi dapat dengan mudah melupakannya setelah selesai menghadapi ujian tersebut. Begitu mudahnya dilupakan, tak sebanding dengan perjuangan dalam menghafal.

         Berkebalikan! Ingatan ini jauh berkebalikan dengan perasaan. Bukannya aku mau bermain dengan perasaan, tapi mungkin ini pernah dirasakan oleh para remaja, termasuk aku juga sebagai remaja. Mengenai orang yang disuka, begitu senang menatapnya hingga mungkin menjadi penyemangat dari aktivitas yang kita jalani. Setiap hari setiap saat kadang terbayang-bayang elok pesonanya yang membuat hati riang bergembira bersyahdu dalam gelora senyuman yang nampak jelas. Kembali ke topik, hal ini sungguh berkebalikan dengan menghafal materi pelajaran. Jika dalam belajar sungguh sulit menghafal tapi mudah sekali melupakan, tapi tidak dengan permainan perasaan ini. Begitu mudah sekali mengingat, namun sulit sekali untuk melupakan. Tak jarang aku menemui orang yang masih begitu berharap kepada seorang mantannya untuk kembali menyatu. Kadang masih teringat kenangan-kenangan yang terukir bersama sang mantan. Pokoknya sebagian besar remaja yang aku temui masih sulit sekali untuk melupakan perasaan bersama sang mantan terdahulu.

         Sungguh berkebalikan memang, namun kenyataan yang terjadi dalam dunia dewasa ini ya seperti ini. Namanya juga perasaan, siapa yang bisa tahu bagaimana perasaan seseorang sebenarnya. Hanya diri sendirilah dan Tuhan yang paling mengetahui bagaimana perasaannya sendiri.

Paskibra

Paskibra
DEMO!

OSIS-TIM SUKSES GANS 18

OSIS-TIM SUKSES GANS 18
Panitia GANS Nasional-Is-Me

KIR

KIR
LDKS KIR 2011

HKPI

HKPI
Lomba di SMKN 1 Bandung

OSIS

OSIS
sewaktu GANS 17 (2010)

Paskibra

Paskibra
sewaktu lomba di pasone bandung

Selasa, 03 Juli 2012

Mudah atau susah melupakan?

         Dalam belajar pelajaran yang mungkin akan di ujiankan pastilah perlu belajar sebelumnya supaya lancar dalam mengerjakan soal. Menghafal, merupakan langkah utama yang harus dilakukan dalam belajar mempersiapkan ulangan di esok hari. Tak jarang, banyak orang yang mengalami kesulitan dalam menghafal. Perlu waktu lama dan kondisi yang hening atau menggunakan metode-metode supaya mudah dalam menghafal. Tak jarang juga, kebanyakan siswa ingatan mengenai pelajaran ini tak bersifat lama. Perlu kerja keras supaya dapat menghafal materi pelajaran, tapi dapat dengan mudah melupakannya setelah selesai menghadapi ujian tersebut. Begitu mudahnya dilupakan, tak sebanding dengan perjuangan dalam menghafal.

         Berkebalikan! Ingatan ini jauh berkebalikan dengan perasaan. Bukannya aku mau bermain dengan perasaan, tapi mungkin ini pernah dirasakan oleh para remaja, termasuk aku juga sebagai remaja. Mengenai orang yang disuka, begitu senang menatapnya hingga mungkin menjadi penyemangat dari aktivitas yang kita jalani. Setiap hari setiap saat kadang terbayang-bayang elok pesonanya yang membuat hati riang bergembira bersyahdu dalam gelora senyuman yang nampak jelas. Kembali ke topik, hal ini sungguh berkebalikan dengan menghafal materi pelajaran. Jika dalam belajar sungguh sulit menghafal tapi mudah sekali melupakan, tapi tidak dengan permainan perasaan ini. Begitu mudah sekali mengingat, namun sulit sekali untuk melupakan. Tak jarang aku menemui orang yang masih begitu berharap kepada seorang mantannya untuk kembali menyatu. Kadang masih teringat kenangan-kenangan yang terukir bersama sang mantan. Pokoknya sebagian besar remaja yang aku temui masih sulit sekali untuk melupakan perasaan bersama sang mantan terdahulu.

         Sungguh berkebalikan memang, namun kenyataan yang terjadi dalam dunia dewasa ini ya seperti ini. Namanya juga perasaan, siapa yang bisa tahu bagaimana perasaan seseorang sebenarnya. Hanya diri sendirilah dan Tuhan yang paling mengetahui bagaimana perasaannya sendiri.

good bye

Terima Kasih Atas Kunjungannya.